
LOMBOKita – Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, kehilangan 127 unit ornamen penerang jalan umum (PJU) berupa sepatu tiang PJU dengan total kerugian lebih dari Rp100 juta.
“Sepatu tiang PJU yang hilang itu rata-rata berada di kawasan pinggiran kota,” kata Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kota Mataram HM Kemal Islam di Mataram, Rabu.
Kawasan pinggiran kota yang menjadi sasaran pencurian sepatu tiang PJU yang berbahan baku timah cor tersebut, di antaranya di Jalan Jenderal Sudirman, Jalan TGH Faisal, Jalan Bung Hatta, Jalan Lingkar Selatan, dan “bypass” Bandara Internasional Lombok (BIL).
Padahal, katanya, petugas bahkan dirinya hampir setiap malam melakukan pengawasan dengan patroli pada sejumlah titik-titik yang dinilai rawan pencurian berbagai ornamen PJU dan fasilitas taman lainnya.
“Tapi memang pelaku ini profesional sehingga belum bisa kita ‘tangkap basah’ sampai saat ini,” katanya.
Ia menduga, pelaku pencurian sepatu tiang PJU atau biasa disebut “upak” itu, merupakan pelaku yang profesional dan memiliki peralatan lengkap.
“Pelaku ini tahu persis cara membuka upak, meskipun kami telah melakukan pemasangan sesuai standar bor dan pengecoran dengan kualitas sangat baik,” ujarnya.
Menurutnya, harga satu ornamen sepatu PJU ini sebesar Rp65 ribu per kilogram, sementara satu ornamen memiliki berat 15 kilogram.
“Dengan kehilangan 127 unit, bisa dihitung kerugian kami mencapai lebih dari Rp100 juta,” sebutnya.
Terkait dengan itu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan aparat kepolisian, agar dapat membantu pengawasan aktivitas-aktivitas oknum masyarakat yang tidak bertanggung jawab.
Untuk mengetahui penggunaan kembali sepatu tiang PJU tersebut, Kemal bahkan pernah datang langsung ke pengrajin besi di kawasan Babakan dan menayakan manfaat dari sepatu tiang PJU.
“Ternyata, upak diincar karena bisa dilebur menjadi berbagai barang rumah tangga seperti wajan, karena berbahan dasar timah cor,” katanya. ant