
“Rising” dalam bahasa Inggris berarti naik atau terbit dan dalam konteks “Rising 50” merupakan singkatan dari Republik Indonesia dan Singapura 50 yakni puncak peringatan 50 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
Pada puncak peringatan yang memasuki tahun emas hubungan kedua negara ini, Kamis, Presiden RI Joko Widodo berada di Singapura untuk melakukan lawatan dan bertemu dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.
Sejak Kamis pagi, kedua pemimpin pemerintahan itu telah bertemu di Kebun Raya Singapura dengan menikmati suasana pagi sambil berjalan kaki dan menanam pohon bersama.
Jokowi yang tampil dengan kaus dan jaket merah serta celana panjang putih dan sepatu olah raga merah putih, didampingi oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo yang berpenampilan pakaian sewarna tetapi dengan sepatu hitam.
Sementara Lee mengenakan t-shirt biru dan celana panjang coklat keabu-abuan didampingi istrinya, Ho Ching, yang berbusana kuning bermotif bunga dan celana panjang kuning.
Pohon yang Jokowi dan Lee tanam adalah pohon oak mempening pasang batu (quercus atau fagaceae). Pohon itu diberi nama baru yakni Pohon Rising (Republik Indonesia dan Singapura).
Lee berswafoto bersama Jokowi, Iriana, dan Ho Ching dengan menebarkan senyum lebar pertanda persahabatan kedua negara yang sangat erat. Lee mengunggah hasil fotonya itu di akun media sosialnya, facebook, selain mengunggah video kegiatannya itu di akun instagram.
Mereka pun melanjutkan kegiatan dengan sarapan bersama. Jokowi dan Lee berganti pakaian batik, begitu pula Iriana dan Ho Ching berganti pakaian.
Lee menjamu tamunya dengan sajian nasi lemak di Restoran Halia yang berada di kebun raya itu. Sekitar tiga tahun lalu, pada November 2014 saat Jokowi berkunjung ke Singapura untuk menghadiri acara wisuda putranya, Kaesang Pangarep, juga dijamu oleh Lee dengan sajian nasi lemak.
Jokowi dan Lee kemudian melakukan pertemuan formal beserta delegasi resmi masing-masing kedua negara.
Kedua kepala pemerintahan itu membahas berbagai isu kerja sama seperti investasi, pariwisata, energi, dan ekonomi digital. Kedua negara juga menandatangani nota kesepahaman kerja sama, antara lain di bidang manajemen penanganan bencana dan bidang pendidikan. Pertemuan tersebut diakhiri jamuan santap siang bersama.
Saat menyampaikan pernyataan bersama, Jokowi antara lain mengemukakan bahwa Indonesia mengusulkan pengembangan ekonomi digital dalam kerangka kerja sama bilateral dengan Singapura di kawasan Batam, Kepulauan Riau. Batam merupakan lokasi ideal untuk pengembangan ekonomi digital karena lokasi yang dekat dengan kedua negara dan jaringan yang sudah tersedia memadai.
Menurut Jokowi, ekonomi digital yang menggabungkan kemajuan teknologi dan talenta saat ini merupakan opsi yang harus terus dikembangkan.
Jokowi juga menyampaikan dukungan Indonesia atas kepemimpinan Singapura untuk ASEAN pada 2018.
Terima kasih Lee Lee selain berterima kasih atas dukungan dari Indonesia bagi Singapura untuk memimpin ASEAN pada 2018, juga menyampaikan bahwa Singapura merupakan investor terbesar untuk Indonesia dengan nilai 9,2 miliar dolar AS pada 2016. Singapura juga merupakan asalnya wisatawan mancanegara di Indonesia terbesar.
Setelah itu, Presiden dan Ibu Negara menuju area Marina Bay Cruise Center untuk menyaksikan pertunjukan atraksi pesawat terbang bersama antara TNI Angkatan Udara dan Angkatan Udara Singapura. Sebanyak 25 pesawat tempur yang telah latihan bersama dua hari lalu, menampilkan formasi angka 50 di angkasa sebagai pertanda 50 tahun hubungan bilateral RI dan Singapura.
Presiden Jokowi kemudian menghadiri forum investasi bisnis Singura-Indonesia. Sebelum kembali ke Tanah Air pada sore hari, Presiden Jokowi melakukan pertemuan dengan masing-masing pimpinan perusahaan terkemuka di negeri singa merlion itu.
Sangat baik Republik Indonesia dan Singapura menjalin hubungan diplomatik sejak 7 September 1967, ditandai dengan penandatanganan komunika bersama oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Adam Malik dan Menteri Luar Negeri Singapura S Rajaratnam.
Selama 50 tahun berjalan, hubungan kedua negara bertetangga ini berjalan sangat baik. Peringatan 50 tahun RI-Singapura ini juga berlangsung dalam rangkaian panjang dan spesial dengan beragam kegiatan pada tahun ini. Apalagi pada tahun ini juga bertepatan dengan 50 Tahun ASEAN.
Kegiatannya diawali dengan pertemuan Menlu RI Retno LP Marsudi dengan Menlu Singapura Vivian Balakhrisnan di Singapura pada 10 Februari lalu untuk meluncurkan peringatan 50 tahun hubungan kedua negara.
Dalam pertemuan kedua menlu itu juga dilakukan penukaraan instrumen ratifikasi untuk perjanjian antara Indonesia-Singapura mengenai penetapan garis batas laut wilayah kedua negara dibagian timur selat Singapura.
Piagam ini sebelumnya sudah ditandatangani pada 3 September 2014. Dengan dilakukannya penukaran instrumen ratifikasi tersebut, Indonesia dan Singapura kini hanya menyisakan sebagain kecil perbatasan maritim yang belum diselesaikan oleh kedua negara.
Hubungan baik kedua negara bukan berarti tidak ada tantangan dalam hubungan tersebut, namun karena adanya komunikasi yang baik sehingga berbagai tantangan dan masalah dapat diselesaikan dengan baik secara terbuka.
Ada banyak bidang yang sudah tertangani pada bidang ekonomi maupun pariwisata. Investasi pengusaha Singapura di Indonesia juga mencapai angka 9,2 miliar dolar AS. Dalam bidang pariwisata, misalnya, ada dua yang menonjol dua yaitu kerja sama pembangunan destinasi wisata dan pengembangan wisata kapal pesiar (cruise) karena selain jalur pelayarannya juga ada pembangunan infrastruktur yang akan digunakan untuk kapal pesiar. Pembangunan wisata kapal pesiar akan mulai jalan pada akhir 2017.
Sementara RI dan Singapura belum memiliki kerja sama perjanjian ekstradisi, selain itu beberapa persoalan yang masih ada juga soal penetapan garis batas maritim, pencemaran udara yang disebabkan kebakaran hutan (transboundary haze) serta persepsi negatif yang kadang muncul dari masing-masing negara akibat kurangnya interaksi intensif antarnegara.
Indonesia dan Singapura berkomitmen meningkatkan hubungan bilateral dan rasa saling percaya di dalam memperingati 50 tahun hubungan kerja sama dua negara bertetangga itu.
Tema 50 tahun hubungan ini adalah kemitraan terpercaya dan tumbuh bersama. Peningkatan kepercayaan (trust) antarkedua negara. Saling percaya antara Indonesia dan Singapore semakin meningkat dan membaik dari waktu ke waktu.
Kedua negara juga menerbitkan sampul hari pertama dan prangka seri 50 tahun hubungan diplomatik kedua negara. Peluncuran prangko berlangsung di Jakarta dan Singapura. Di Jakarta dilakukan oleh Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Ahmad M Ramli, bersama dengan Perwakilan Kedutaan Besar Singapura di Indonesia yang diwakili oleh Deputy Chief of Mission Jonathan Han.
Sementara di Singapura, peluncuran ditandai dengan penandatanganan sampul hari pertama oleh Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana Kepresidenan Singapura.
Tema prangko bersama ini adalah kehidupan bawah laut dengan terumbu karangnya. Prangko diterbitkan dalam dua desain dengan nominal masing-masing Rp5.000. Prangko ditampilkan dalam format fullsheet dengan komposisi 12 keping perlembar (6 set prangko), dicetak sebanyak 360.000 set.
Selain itu prangko juga ditampilkan dalam format carik kenangan (minisheet) dengan nominal Rp20.000, dicetak sebanyak 8.888 set. Menyertai penerbitan prangko ini diterbitkan pula Sampul Hari Pertama sebanyak 2.000 set dengan harga Rp15.000.
Penerbitan prangko bersama antara Indonesia dan Singapura pernah pula dilakukan pada tahun 2009 dengan tema pariwisata (tourist attractions).
Indonesia dengan penduduk sekitar 250 juta jiwa merupakan negeri yang memiliki sumber daya alam dan manusia yang besar, selain merupakan 40 persen pangsa pasar ASEAN. Semenaara Singapura memiliki jaringan kerja yang besar di tingkat global. Kerja sama antara keduanya akan menghasilkan kerja sama yang baik.
Oleh: Budi Setiawanto / ANT