Smart City
Smart City (ilustrasi)

LOMBOKita – Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika HL Junaidi mengatakan, peluncuran aplikasi “smart city” tidak akan menghentikan operasional layanan panggilan darurat 112 yang sudah diresmikan tahun lalu.

“Layanan panggilan tunggal gawat darurat atau ’emergency call’ tetap beroperasional meskipun ‘smart city’ dicanangkan,” katanya kepada sejumlah wartawan di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin.


Berita terkait:


Ia mengatakan, layanan panggilan tunggal gawat darurat khusus untuk bantuan cepat yang tidak terbatas dengan gugus tugas yang sudah ada.

Misalnya, masyarakat membutuhkan bantuan ambulans untuk pelayanan di RSUD Kota Mataram, adanya warga yang kena musibah kebakaran atau bencana lainnya.

Karenanya, layanan panggilan tunggal gawat darurat dalam prakteknya sangat mudah sehingga dapat diakses oleh siapa saja secara gratis bahkan dalam kondisi pulsa nol rupiah.

“Jadi layanan panggilan tunggal gawat darurat, khusus untuk bantuan warga yang sifatnya darurat melalui telepon,” katanya.

Sementara, untuk dapat mengakses aplikasi “smart city” masyarakat harus memiliki “handphone” android untuk mengunduh aplikasi tersebut terlebih dahulu.

Di samping itu, harus memiliki akun dengan kata kunci tersendiri, sehingga pemanfaatan aplikasi “smart city” masih untuk kalangan yang melek teknologi.

“Berbeda dengan layanan panggilan darurat, yang bisa digunakan bahkan oleh anak kecil sekalipun,” katanya.

Namun demikian, lanjutnya, keberadaan aplikasi “smart city” akan mengintegrasikan berbagai layanan berbasis “online” yang ada di kota ini.

Termasuk untuk layanan panggilan tunggal 112, yang juga dapat mendeteksi lokasi penelpon untuk menghindari adanya informasi hoax yang selama ini sering masuk ke 112.

Junaidi menyebutkan, layanan panggilan tunggal gawat darurat selama iini masih didominasi panggilan iseng.

“Laporan yang kami terima dari petugas layanan panggilan tunggal gawat darurat 112, didominasi dengan keisengan dari masyarakat yang tidak bertanggung jawab,” katanya.

Ia mengatakan, panggilan iseng yang disampaikan warga melalui layanan panggilan tunggal gawat darurat 112 itu, terbukti setelah petugas melakukan cek silang pada lokasi yang dilaporkan.

Misalnya, katanya, ada panggilan yang menginformasikan adanya bencana kebakaran.

“Tetapi setelah dilakukan konfirmasi kepada lurah, dan lingkungan terkait ternyata tidak ada,” ujarnya.