Wakil Walikota Mataram H Mohan Roliskana

LOMBOKita – Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat akan mengaktifkan kembali tim terpadu di Pasar Panglima karena indikasi penyalahgunaan pasar untuk kegiatan prostitusi terselubung kembali mencuat.

Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana saat ditemui di sela melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Kebon Roek di Mataram, Senin, mengatakan sebelum tim terpadu diaktifkan, pemerintah akan melakukan intervensi terhadap kondisi fisik Pasar Panglima yang merupakan salah satu pasar tradisional.

“Kita akan melakukan penataan fisik dulu karena anggaran sudah ada dalam APBD perubahan tahun ini, setelah itu barulah kita aktifkan penempatan tim terpadu,” katanya.

Wakil wali kota tidak menampik kondisi Pasar Panglima yang kurang representatif tersebut sering disalahgunakan untuk kegiatan prostitusi terselubung.

Untuk menghilangkan aktivitas negatif tersebut, beberapa tahun lalu pemerintah kota telah membuat posko sebagai tempat pengawasan oleh tim terpadu.

Selama tim itu bekerja, kondisi Pasar Panglima atau dikenal dengan “pasar beras” semakin membaik, sebab para pelaku tidak berani lagi datang ke lokasi itu karena adanya petugas yang siaga.

“Karena itulah, kita ingin tim terpadu itu kita bentuk lagi untuk ditempatkan di Pasar Panglima,” katanya.

Sementara Kepala Dinas Perdagangan Kota Mataram Lalu Alwan Basri yang mendampingi wakil wali kota menambahkan, aktivitas postitusi terselubung di Pasar Panglima ini terjadi pada malam hari.

Sedangkan di pagi harinya, Pasar Panglima menjadi pasar unggas yang didominasi burung sehingga Pasar Panglima sering disebut juga dengan Pasar Burung.

Aktivitas ekonomi di pasar tersebut cukup tinggi, bahkan para pedagang tidak tertampung dalam areal pasar, sehingga menggunakan badan jalan.

“Akibatnya, kemacetan arus lalu lintas pun tidak bisa dihindari apalagi pada hari Sabtu dan Minggu. Yang jadi masalah penyalahgunaan di malam harinya, sehingga perlu dilakukan pengawasan maksimal oleh tim terpadu,” katanya. ant