LOMBOKita – Tim penilai melakukan kunjungan ke rumah 19 orang calon penerima beasiswa kedokteran dari Yayasan Peduli Yatim Piatu dan Dhuafa Tersenyum Kabupaten Lombok Tengah. Kegiatan visitasi yang berlangsung, pada Senin, (8/5/2023) itu dipimpin Bupati Lombok Tengah, H. Lalu Pathul Bahri, S.Ip, Kecamatan Jonggat, yakni rumah Sri Martiningsih, Alumni PPS Ulya Baitul Qurro di Dusun Panti, Desa Barejulat.

Dilanjutkan ke rumah Siti Rukayyah, Alumni Ponpes Nurul Ilmi Ranggagata, di Dusun Bun Rejeng, Desa Perina dan ke rumah Mir’atussolehah, Alumni MA Al-Aziziyah Putri Kapek Gunung Sari di Dusun Dasan, Bengkel Desa Bonjeruk.

Selain Tim Visitasi, turut juga mendampingi Bupati Lombok Tengah, yakni Camat Jonggat, Lale Anys Fajriani, dan para Kepala Desa (Kades) serta Kepala Dusun (Kadus) setempat.

Dalam kegiatan tersebut, Camat Jonggat, Lale Anys Fajriani berpesan kepada para calon penerima beasiswa kedokteran yang ada di Kecamatan Jonggat agar menjawab semua pertanyaan Tim Visitasi dengan jujur dan apa adanya,

“ Saya berharap agar ananda Sri Martiningsih (calon penerima beasiswa kedokteran) dilancarkan segala urusannya sampai lulus menjadi seorang dokter. Namun setelah lulus visitasi ini juga masih akan dilakukan test oleh Universitas Mataram, jadi banyak-banyak belajar,” pintanya

Penilaian kondisi sosial ekonomi calon penerima Beasiswa Kedokteran melalui Visitasi, sesuai dengan Kepmensos RI Nomor : 146/HUK/2013 tentang Penetapan Kriteria dan Pendataan Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu.

Pada saat itu, tim Visitasi termasuk Bupati Lombok Tengah melihat secara langsung kondisi sosial, ekonomi dan kondisi rumah tempat tinggal para calon penerima Beasiswa Kedokteran. Selain itu, Tim Visitasi bersama Bupati Lombok Tengah juga mewawancarai secara langsung satu persatu kedua orang tua dari para calon penerima Beasiswa Kedokteran.

Tim Visitasi meminta kepada masyarakat untuk tidak berpikiran negatif terkait dengan pelaksanaan Visitasi. “Tim bekerja secara profesional dengan melihat kondisi riil di lapangan, dan masyarakat dapat menyaksikan jalannya visitasi melalui siaran live streaming di media sosial Diskominfo Lombok Tengah,” pinta Bupati.

Semestinya, kata Bupati, para Kadus bisa hadir dan ikut mendampingi Tim Visitasi saat melaksanakan penilaian di lapangan. “ Saya berharap, agar semua Kadus bisa hadir, agar informasi yang dilakukan oleh Tim Visitasi Penerima Beasiswa Kedokteran yang diprogramkan oleh Yayasan Peduli Yatim, Piatu dan Dhuafa Tersenyum yang bekerjasama dengan Pemda Lombok Tengah dapat sampai ke masyarakat secara luas,” harapnya.

Bupati menegaskan, Tim Visitasi tidak tebang pilih dan hasil penilaian sesuai dengan fakta yang ditemukan di lapangan. “Tim Visitasi tidak tebang pilih, siapa saja yang kita cari, dia kaya, dia berada atau seperti apa, dan tidak ada boleh ingin menggugat besok, kenapa ini kaya, kenapa ini miskin, kenapa ini kaya disekolahkan, tidak ada itu. Semua sudah ada kriterianya,” tegas bupati.

Menurut Lalu Pathul, ada banyak faktor yang menjadi penyebab peserta calon penerima Beasiswa Kedokteran tidak lulus. “ Yang pertama adalah dia kaya, itu tidak diikutkan dalam visitasi rumahnya, karena sudah ada tim yang khusus menilai. Terakhir ada 19 calon penerima beasiswa, ini yang akan dilakukan visitasi, melihat lebih dekat seperti apa sih kondisi rumahnya, karena uang (dana Beasiswa Kedokteran) ini berasal dari zakat PNS dan shodaqoh PNS atau orang lain yang ikut serta bershodaqoh,” ucapnya

“Uang-uang ini dikumpulkan, karena Pemerintah sangat ingin melihat peningkatan SDM dibidang kesehatan di Kabupaten Lombok Tengah, melihat kondisi di Lombok Tengah tenaga Dokter masih sangat minim. Maka pemerintah berikhtiar mengumpulkan dana agar 20-30 tahun yang akan datang tidak terjadi kekurangan Dokter,” sambung Lalu Pathul

Lalu Pathul mengungkapkan, masyarakat Miskin di Lombok Tengah, banyak pintar dan cerdas. Namun, mereka tidak atau belum memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan, karena faktor ekonomi. “ Masyarakat miskin banyak yang cerdas, banyak yang pintar, banyak yang punya intelektual yang bagus, tapi tidak punya kesempatan. Maka pemerintah ikut memikirkan, khususnya pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, karena dalam Undang-Undangnya sudah jelas, fakir miskin, anak-anak terlantar dipelihara oleh negara,” ungkapnya

Lalu Pathul juga mengungkapkan, program Beasiswa Kedokteran untuk masyarakat Miskin penghafal Al-Qur’an 30 Juz, tidak ada di daerah lain dan hanya ada di Kabupaten Lombok Tengah. “InsyaAllah tidak banyak ditempat lain, bahkan tidak ada. Inilah tujuan kami datang, melihat lebih dekat seperti apa sih calon penerima beasiswa kedokteran ini. Mudah-mudahan dari 19 orang ini menjadi berapa nanti, kita bimbelkan (bimbingan belajar) dulu selama dua bulan, baru diikutkan tes di Universitas. Kita akan cari 10 orang-orang yang cerdas dan pintar, tapi hafal Al-Qur’an 30 Juz, ini ketentuannya dan jurusan IPA. Siapa itu, saya tidak tahu,” tuturnya

Setelah lulus menjadi dokter, 10 orang penerima Beasiswa Kedokteran nantinya akan bekerja di Klinik Kesehatan yang akan di bangun oleh Yayasan Peduli Yatim Piatu dan Dhuafa Tersenyum Kabupaten Lombok Tengah di pinggir jalan Bypass Bandara Internasional Lombok (BIL) di Kecamatan Praya Barat. Dan di Klinik Kesehatan tersebut, para Dokter hasil dari program Beasiswa Kedokteran, akan memberikan pelayanan kesehatan dan merawat para Anak Yatim dan orang tua Jompo.

” Kita akan ikhtiarkan membangun Klinik. Tanah sudah ada di bypass, disana nanti dia (dokter) bekerja, untuk merawat anak-anak Yatim yang begitu banyak di Lombok Tengah dan orang tua jompo dan janda-janda, harus gratis,” tandas Bupati.