Dalam paparannya, TGB juga menjelaskan berbagai inovasi dan strategi yang dilakukannya untuk mempersiapkan generasi yang dapat menikmati Bonus Demografi 2030 mendatang. Kebijakan populer yang sampaikan TGB diantaranya melakukan reviltasliasi, fasilitasi dan penguatan peranan pemuda bagi pertumbuhan ekonomi, melalui pelatihan skill dan manajemen usaha. Selain itu, penguatan peran dan keterlibatan mahasiswa untuk program pendampingan bagi ibu hamil dan bayi, yang dikenal program ASHAR (Aksi Seribu Hari Pertama Setelah Melahirkan), menciptkan 200.000 wirausahawan baru dan mendorong peningkatan kualitas UMKM.
Kebijakan lain yang diterapkan, kata TGB, dengan menumbuhkan semangat kepeloporan pemuda dalam menciptakan desa wisata berdasarkan ciri khas dan potensi setempat dengan tetap menjaga kelesatarian hutan dan lingkungan, serta menumbuhkan minat baca dan mengembangkan usaha kecil menengah dengan memanfaatkan bahan baku lokal.
Mendengar paparan TGB tersebut, para peserta diskusi semakin penasaran dan antusias dengan gagasan dan pemikiran dari Gubernur yang pernah nencatat rekor muri sebagai Gubernur termuda di Indonesia itu. Mereka tampaknya ingin mengetahui dan mendengar penjelasan langsung dari sumber yang tepat, tentang capaian kemajuan pembangunan NTB yang selama ini mereka hanya dapatkan dari media dan informasi dari mulut ke mulut. Antusiasme itu juga ditunjukkan ketika memasuki sesi tanya jawab.
Saat itu Gubernur dua periode itu banyak mendapat pertanyaan terkait strategi mewujudkan keberhasilan pembangunan daerah. Kebijakan kebijakan pemerintah untuk mengatasi permasalahan pembangunan, serta pemikirannya mempersiapkan generasi muda untuk menatap masa depan, serta strategi dan kebijakan yang perlu dilakukan sebagai modal bagi generasi untuk menghadapi tantangan. TGB juga diminta gagasannya tentang cara menghadapi tantangan dan tips berkompetisi sehingga bisa berhasil.
Menanggapi beragam pertanyaan tersebut, TGB yang juga menjadi Ketua Umum Dewan Tanfiziyah Pengurus Besar Nahdlatul Wathan ini mengawalinya dengan mengungkapkan fakta fakta yang dihadapi dalam pembangunan daerah termasuk di NTB.
Ia menjekaskan banyak aspek yang perlu mendapatkan atensi penanganan, mulai dari hal hal yang tampak sederhana, tetapi berdampak besar bagi kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Misalnya perhatian terkait dengan kebiasaan hidup masyarakat di NTB seperti pernikahan dini, kebiasaan pola asuh dan pola makan yang kurang baik, jika tidak ada pendekatan penanganan yang tepat akan menimbulkan beragam masalah sosial dan kesehatan.
Terkait dengan tips berkompetisi di tengah persaingan global yang kian ketat, TGB antara lain mengingatkan pentingnya membangun semangat optimisme. Ia merujuk pada ajaran agama yang tertuang di dalam kitab suci terutama Al-Qur’an yang mengharuskan manusia bersikap optimis dan tidak pesimis.
Usai acara, hingga di luar ruang pertemuan TGB tetap dikerubuti oleh pelajar dan mahasiswa untuk berbincang, bahkan tidak sedikit diantaranya yang memanfaatkan untuk selfi bersama TGB. (hans)