
LOTIM LOMBOKita – Cafe cafe coffe telah menjamur di wilayah kabupaten Lombok Timur, tak hanya di dalam kota, di desa desapun cafe coffe ini telah merasuki para kaula muda khususnya.
Tak ketinggalan juga anak Bupatipun ikut mengembangkan cafe cafe coffe tersebut, termasuk memanjakan lidah anak muda, dengan menghadirkan tongkrongan baru bagi kaula muda yang diberi nama “Disini Coffe Space”berlokasi di jalab TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid tepatnya di jalur dua depan Bank NTB PTC Pancor.
“Disini Coffe Space” khusus di bulan ramadhan menyajikan makanan khas tradisional dan modern
” konsep utama yang di sajikan, bernuansa modern dan tradisional yang familiar,” ungkap
Owner disini coffe space, Kharisma Ali Satria
Tak itu saja, disebutkan Ayi Sukiman, dilokasi tongkrongan juga dibuat konsep lokasi hunting foto yang dipasang di setiap sudut kafe yang super instagramable.
“Fasilitas yang ditawarkan pun sangat beragam, mulai dari toilet, free wifi, tempat ibadah, non smoking area, tempat parkir luas, hingga live music,” paparnya.
Untuk menu, harga yang dibanderol “disini coffe space” Rp18.000 ke bawah. Sangat murah, bukan? Pengunjung bisa memilih aneka macam menu makanan dan minuman yang dikemas secara modern dan higienis.
Dengan fasilitas lengkap dan menu makanan yang sangat beragam, tempat ini sangat cocok dikunjungi untuk sekadar nugas, nongkrong, atau menghabiskan waktu bersama keluarga. Itulah review sekilas tentang “disini coffe space”, tertarik berkunjung “disini”?
Sekda Lotim, Drs. H. M. Juaini Taufik, MAP menyambut baik munculnya kafe-kafe baru di Lombok Timur. Dikarenakan menurut Sekda munculnya kafe-kafe baru ini akan turut memberikan kemeriahan hingga menghidupkan keramaian di daerah itu.
“Hadirnya kafe ini turut memberiakan kemeriahan di kota Selong,” ucapnya.
Lebih lanjut, Sekda menjelaskan, kebahagiaan tersebut juga harus di barengi dengan support nyata yang dilakukan kafe ini kepada daerah, salah satunya dengan taat membayar pajak. Jika semisal semua warung yang ada di Lombok Timur membayar pajak, hal tersebut juga akan membantu percepatan pembangunan di daerah.
“Maka kehadiran kafe disini diingatkan untuk itu, dan mudah mudahan kafe “disini” menjadi contoh untuk mengikuti aturan itu,” kata Sekda.
Sekda sedikit mengingat kilas balik waktu dia kuliah dulu, dimana adanya warung makan juga bagian dari ciri khas yang dimiliki masyarakat Lombok khususnya Lombok Timur.
“Waktu saya kuliah tahun 90-an ada istilah di temen-temen saya dulu, apa bedanya Sumbawa dan Lombok, kalau Sumbawa yang dicari dimana Suku Bajo, kalau di Lombok yang di cari di mana warung makannya,” tuturnya.
Karena masyarakat di Lombok ini, kata dia, yang utama adalah terpenuhi terlebih dahulu pangannya, baru kemudian sandang, dan papan. Hal ini dibuktikan dengan menjamurnya cafe-cafe pada masa pandemi covid-19.
“Oleh karena diera pandemi apa hikmah terbesarnya di Lombok Timur, bermunculan kafe tempat ngopi, nongkrong dan diskusi, ini juga menjadi sebuah kemajuan di kota kita,” ungkapnya.