Foto Ilustrasi

LOMBOKita – Sejumlah sekolah di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, melaksanakan rintisan sekolah sehari penuh atau “full day school”.

Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan Kota Mataram H Lalu M Sidik di Mataram, Senin, mengatakan penerapan sekolah sehari penuh di kota ini hanya pada beberapa sekolah dan sifatnya masih rintisan.

“Dari beberapa rintisan sekolah sehari penuh, rata-rata sekolah swasta, sementara untuk sekolah negeri masih sangat minim,” ujarnya.

Menurutnya, berdasarkan laporan beberapa sekolah yang melaksanakan rintisan “full day school” antara lain SDK Aletheia, Madrasah Hidayatullah dan SDN 2 Cakranegara.

Penerapan rintisan “full day school” pada sejumlah sekolah di kota ini, katanya, di luar kehendak Dinas Pendidikan.

“Penerapan ‘full day school’ di sekolah tersebut murni inisiatif dari sekolah, bukan permintaan dari dinas,” katanya.

Dengan bersatus rintisan, setiap sekolah memiliki hak yang sama jika ingin menerapkan sekolah sehari penuh, tentunya dengan berbagai konsekuensi.

“Silakan jika ada sekolah-sekolah lain lagi yang ingin menerapkan kebijakan pemerintah sekolah sehari penuh, kami siap mendukung,” katanya.

Dinas Pendidikan sifatnya mengawasi sejauh mana efektivitas penerapan sekolah sehari penuh tersebut.

Dalam pelaksanaanya, siswa belajar hanya lima hari dalam seminggu sementara hari Sabtu dan Minggu libur seperti halnya jam kerja aparatur sipil negara (ASN).

“Setelah satu semester, kami akan melakukan evaluasi terhadap penerapan ‘full day school’ pada beberapa sekolah tersebut,” katanya.

Evaluasi dimaksudkan untuk mencari tahu kelebihan dan apa saja catatan kekurangan penerapan “full day school” agar dapat menjadi bahan masukan terhadap regulasi yang ada.