Kangkung Hidroponik
Kangkung Hidroponik (ilustrasi)

Kelompok Tani Hidroponik Galang Bulan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, segera membangun “Rumah Hijau” khusus untuk pengembangan kangkung dengan menggunakan teknologi hidroponik.

“Pembangunan Rumah Hijau (green house), kami rencanakan tahun ini dan Insya Allah bisa mulai dimanfaatkan tahun depan,” kata Ketua Kelompok Tani Hidroponik Galang Bulan Kota Mataram H Masbuhin di Mataram, Jumat.

Ia mengatakan, pembangunan “green house” kangkung ini direncanakan memiliki ukuran hampir sama dengan “green house” aneka sayuran yang dimilikinya saat ini dengan luas hampir dua are.

Meskipun dengan hanya luas lahan tidak sampai dua are, tapi hasil aneka sayuran yang ditanam pada “green house” tersebut setara dengan setengah hektare lahan persawahan.

“Pola tanam hidroponik ini, sebagai solusi pemanfaatan lahan sempit,” katanya.

Sementara terkait dengan pembuatan rumah hijau khusus untuk pengembangan kangkung hidroponik, bertujuan untuk mempertahankan salah satu varietas Kota Mataram sebagai komoditas andalan daerah.

Saat ini Kota Mataram memiliki varietas kangkung jenis Gomong dan Aini dari Kabupaten Lombok Barat, yang keberadaanya semakin sedikit karena alih fungsi lahan.

“Jika tanaman kangkung di daerah ini punah, maka Pulau Lombok juga akan tenggelam sebab Kangkung Lombok sudah sangat terkenal bahkan bisa dikatakan mendunia,” katanya.

Terkait dengan itu, lanjutnya, untuk mengantisipasi penyempitan lahan akibat alih fungsi dan pencemaran air sungai yang juga menjadi lahan taman kangkung, pola hidroponik ini sangat tepat.

Menurutnya, dengan menggunakan sistem hidroponik pemeliharaan kangkung jauh lebih mudah dan sederhana, sebab petani hanya mencairkan pupuk dan menaruh bibitnya dan kangkung akan tubuh sumur.

“Beberapa minggu kemudian kangkung sudah bisa dipanen. Petani tidak perlu lagi mengatur air dan membersihkan rumput atau sampah di sela tanaman kangkung,” ujarnya.

Masbuhin mengakui, modal awal untuk membuat tanaman kangkung sistem hidroponik ini lumayan besar tapi lebih kecil jika dibandingkan petani sewa lahan.

Untuk media tanam hidroponik petani cukup membuat satu unit saja, dan itu bisa digunakan berkali-kali.

“Tapi jika petani ingin membudidayakan lebih banyak lagi, petani tinggal menambah media tanamnya saja. Untuk meringankan petani, pemerintah kota kita harapkan bisa memberikan bantuan modal awal,” katanya.

Berdasarkan hasil uji laboratorium kandungan gizi untuk tanaman kangkung sistem hidroponik hampir sama dengan di sawah dan sungai.

Tapi, kangkung sistem hidroponik rasanya lebih renyah dan lebih higienis sehingga mudah untuk masuk pasar-pasar modern.

“Permintaan kangkung di rumah makan, hotel dan pasar moderan cukup tinggi dan ini menjadi peluang petani mulai mengembangkan pola taman hidroponik terutama untuk kangkung,” katanya.