
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, meningkatkan kegiatan patroli sebagai upaya meningkatkan kewaspadaan memasuki musim kemarau.
Kepala Bidang Darurat dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram I Made Gede Yasa di Mataram, Selasa, mengatakan meskipun Kota Mataram bebas dari ancaman kekeringan namun kemarau harus tetap diantisipasi.
“Mataram berada pada dataran rendah sehingga potensi kekeringan akibat kemarau sangat kecil tapi harus tetap waspadai,”katanya.
Antisipasi musim kemarau itu sesuai dengan arahan dari Pemerintah Provinsi NTB, dalam sebuah rapat koordinasi dengan perwakilan dari 10 kabupaten/kota di NTB.
Menurut dia, selama musim kemarau sebanyak 60 orang petugas tim reaksi cepat (TRC) melakukan pemantauan pada wilayah yang dinilai berpotensi kekurangan air terutama pada areal pertanian di bagian utara.
Dari hasil pantauan timnya, menunjukkan sejauh ini areal pertanian di Kota Mataram, masih mencukupi untuk kebutuhan pertanian.
“Saya bahkan melihat sendiri kalau petani sudah memiliki sumur dan mesin pompa air untuk memenuhi kebutuhan air sawah mereka,” katanya.
Ia menilai hal itu merupakan program bagus dan efektif yang dilaksanakan oleh organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dalam hal ini Dinas Pertanian.
“Jadi mungkin masing-masing kelompok tani sudah memiliki sumur bor dan pompa air sebagai antisipasi musim kemarau,” katanya.
Namun demikian, BPBD tetap rutin melakukan patroli termasuk di kawasan pesisir pantai untuk mengantisipasi berbagai bencana.
“Apalagi, akhir pekan lalu terjadi angin kencang sehingga nelayan tidak bisa melaut. Kemarau dan angin kencang juga berpotensi menimbulkan bencana yang tidak terduga,” katanya.
Akan tetapi, saat ini nelayan sudah bisa kembali melaut karena informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kecepatan angin mulai normal.
“Berbeda dengan kondisi pada akhir pekan lalu kecepatan angin cukup kencang sehingga kami mengimbau nelayan tidak melaut sementara waktu,” katanya.