LOMBOKita – Jutaan warga Nahdlatul Wathan yang datang dari berbagai penjuru tanah air membanjiri arena medan Hultah NWDI ke-82 di aula Pondok Pesantren Darunnahdlatain NW Pancor Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Ahad (30/7/2017).

Pelaksanaan Hari Ulang Tahun (Hultah) NWDI kali ini dirangkai dengan Haul ke-20 tahun meninggalnya pendiri organisasi Nahdlatul Wathan, Almagfurulahu Maulana Syeikh Tuan Guru Kiyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.

Selain dihadiri pengurus dan jamaah dari luar daerah, acara tahunan ormas Islam terbesar di Nusa Tenggara Barat ini juga dipadati oleh para abituren maupun jamaah yang berada di pulau Lombok. Para jamaah ini mulai terlihat memadati jalur-jalur pintu masuk Kota Selong. Bahkan, beberapa tempat sekitar lokasi acara juga penuh sesak, seperti Taman Rinjani Kota Selong.

Para jamaah yang datang dari berbagai daerah ini ditampung di rumah-rumah penduduk sekitar Pancor, madrasah-madrasah lingkungan Yayasan Pendidikan Hamzanwadi Selong maupun sejumlah penginapan yang berada di Kota Selong.

Nyaris saja, seluruh halaman asrama santri dan madrasah yang ada di lingkungan pondok pesantren dipenuhi kendaraan para jamaah NW yang ingin meramaikan dan memeriahkan perayaan Hultah tahun ini.

Demikian pula dengan Gelanggang Olahraga Hamzanwadi yang dulunya disebut aula pondok pesantren nyaris tidak dapat menampung para jamaah, para pengurus NW maupun tamu undangan lainnya.

Pantauan Lombokita.com, sebagaian jamaah bahkan terlihat mulai menggelar tikar dan karpet di dalam GOR Hamzanwadi sejak malam hari karena khawatir tidak mendapat tempat duduk.

“Kami akan nginap malam ini disini. Karena kalau masuk besok pagi, mungkin tidak mendapatkan tempat,” kata salah seorang jamaah yang datang dari Kabupaten Lombok Tengah.

Ketua Panitia Pelaksana Hultah NWDI ke-82 dan Haul Maulana Syeikh ke-20, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah saat memberikan kata sambutan menjelaskan, pihaknya sengaja tidak menyuruh para santri pengajian di aula untuk memberikan kesempatan para jamaah mengikuti kegiatan dari dekat.

“Kalau seluruh santri dan santriwati ikut duduk di dalam aula, kami khawatir para jamaah yang jauh tempat rumahnya tidak akan mendapat tempat. Sehingga kami minta untuk para santri dan santriwati, para mahasiswa dan mahasiswi untuk berada diluar aula,” jelas Hj. Sitti Rohmi Djalilah.

Momen Hultah ini, menurut Rektor Universitas Hamzanwadi Selong ini, merupakan kesempatan yang baik untuk terus melakukan evaluasi dan introspeksi diri serta muhasabah diri, sudahkah kita berbuat untuk perjuangan Nahdlatul Wathan?

Almagfurulahu Maulana Syeikh, kata Hj. Sitti Rohmi Djalilah, selalu mengingatkan dan menyuarakan agar para santri dan warga NW dengan kalimat “Sebaik-baik kamu disisiku adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi Nahdlatul Wathan. Dan sejahat-jahatmu padaku adalah yang banyak merusak perjuangan Nahdlatul Wathan”.

Karena itu, lanjut Hj. Sitti Rohmi Djalilah, hendaknya Hultah ini dijadikan sebagai momen pengkhidamatan, momen muhasabah, dan bagaimana kita pandai-pandai mengisi kesempatan dan pintu-pintu pengkhidmatan tersebut.

Hadir pada kesempatan ini, Syeikh Habib Jindan Bin Nauval Bin Jindan, Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Keamanan, Mayjen TNI Eko Budi Soepriyanto, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementarian Pendidikan dan Kebudayaan, Totok Supdayitno, P.hd, Wakil Gubernur NTB H. Moh. Amin, Kepala Kantor Kementerian Agama Wilayah NTB, H. Nasruddin, Anggota DPR RI H. Dzulkieflimansyah, anggota DPD RI Dapil NTB, H. Lalu Suhaimi Ismy, sejumlah Kepala Daerah, Pengurus NW dari seluruh Perwakilan serta tamu undangan lainnya.