
LOMBOKita – Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menggelar lomba masak serba ikan dengan berbahan dasar ikan tawar jenis patin.
Kegiatan lomba tersebut diikuti sebanyak 52 peserta yang berasal dari PKK, Gabungan Organisasi Wanita (GOW) dan Dharma Wanita Persatuan Kota Mataram, dibuka oleh Seketaris Daerah (Sekda) Kota Mataram H Effendi Eko Saswito di halaman kantor wali kota di Mataram, Rabu.
Dalam sambutannya, Sekda Kota Mataram H Effendi Eko Saswito meminta kepada Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), agar hasil kreasi peserta dalam lomba hendaknya dapat disosialisasikan secara luas kepada masyarakat.
“Jangan sampai kegiatan ini hanya sebatas seremonial saja,” katanya.
Dikatakan, gerakan memasyarakatkan makan ikan (Gemarikan) merupakan salah satu program strategis di samping program-program yang lain.
Seperti program perikanan pengembangan budi daya, perikanan tangkap, pengolahan dan pemasaran hasil perikakan serta program pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan.
“Karena itu untuk meningkatkan gizi masyarakat di Kota Mataram, mari kita dorong kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi ikan,” katanya.
Sementara Kepala DKP Kota Mataram Hj Baiq Sujihartini dalam kesempatan itu mengatakan, lomba masak serba ikan patin ini dimaksudkan untuk memasyarakatkan ikan patin sekaligus meningkatkan konsumsi ikan patin di daerah ini.
Saat ini, masyarakat masih terbiasa mengkonsumsi ikan air tawar jenis nila dan lele, sementara patin yang merupakan jenis ikan air tawar yang beberapa tahun terakhir ini mulai dikembangkan dan peminatnya masih kurang.
“Patin ini mirip ikan lele, mungkin itulah membuat masyarakat belum terbiasa mengkonsumsinya karena peminat lele lebih sedikit dibandingkan nila,” katanya.
Akan tetapi, lanjutnya, jika melihat dari kandungan gizi pada ikan patin hampir sama dengan ikan salmon yang memiliki kandungan gizi omega tiga tinggi sehingga baik untuk ibu hamil dan perkembangan otak balita.
Harga ikan patin juga lebih tinggi dibandingkan jenis ikan nila yang hanya Rp25.000-27.000 per kilogram di pasaran, sementara ikan patin bisa mencapai Rp30.000-32.000 per kilogram.
Terkait dengan itu, pihaknya berharap dengan adanya kegiatan lomba masak serba ikan khusus untuk jenis patin, para pembudidaya ikan air tawar bisa beralih mengembangkan patin, begitu juga masyarakat bisa mengkonsumsi ikan patin lebih banyak.
“Pangsa pasar ikan patin ini cukup luas, tapi karena pemudidaya masih minim, hasil produksi saat ini baru bisa memenuhi sebagian kebutuhan hotel dan restoran,” katanya. Data DKP Mataram menyebutkan, produksi ikan air tawar (nila, lele, gurami, dan sebagian kecil patin) sebanyak 283 ton tahun 2016, baru dapat memenuhi kebutuhan konsumsi warga kota sekitar 85 persen, sisanya didatangkan dari pembudidaya ikan air tawar dari luar kota.
Sementara tingkat konsumsi ikan di Mataram tercatat 30 kilogram per kapita per tahun, atau masih di bawah Provinsi NTB sebesar 31,15 per kapita per tahun dan nasional 38,14 per kapita per tahun.