
LOMBOKita – Kepala Bidang Budi Daya Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Mataram Ahmad Suryadi mengatakan, Mataram masih kekurangan tenaga penyuluh perikanan.
“Penyuluh perikan yang kami miliki saat ini belum ideal sebab kami hanya punya lima penyuluh yang merangkap untuk tiga bidang penyuluhan,” katanya kepada wartawan di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jumat.
Ahmad Suryadi yang didampingi Koordinator Penyuluh Perikanan Kota Mataram Made Mariade mengatakan, tiga bidang penyuluhan yang dimaksudkan adalah penyuluh budi daya, pengolahan dan penyuluh perikanan tangkap.
“Jika ingin jumlah penyuluh ideal, harusnya setiap bidang memiliki penyuluh berbeda dan minimal satu kecamatan masing-masing satu,” katanya.
Namun kondisinya, saat ini di Mataram dengan enam kecamatan hanya memiliki lima penyuluh yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS), yang jika dibagi perkecamatan tetap tidak mencukupi.
Dengan demikian, untuk mengoptimalkan keberadaan penyuluh, para penyuluh yang ada saat ini dituntut menguasai tiga bidang penyuluhan.
Sementara jumlah kelompok budidaya, pengolahan perikanan dan perikanan tangkap di Mataram sebanyaak 68 kelompok berdasarkan SK Wali Kota Mataram yang sudah ada.
“Saat ini sudah banyak kelompok-kelompok pada tiga bidang itu yang dinilai layak untuk di SK-an, dan membutuhkan tenaga penyuluh,” katanya.
Untuk mengatasi kekurangan penyuluh tersebut, pihaknya mempekerjakan penyuluh pembantu dari pemerintah pusat yang SK-nya diperbaharui setiap tahun.
“Harapan kami, tenaga penyuluh kontrak ini bisa mendapat peluang menjadi pegawai negeri sipil dan dipekerjakan tetap di Mataram,” ujarnya.
Keberadaan tenaga penyuluh kontrak sangat membantu tugas-tugas penyuluh, dan jika tidak diangkat menjadi PNS dikhawatirkan mereka akan pindah ke daerah lain.
Made Mariade menambahakan, pada dasarnya tugas pokok dan fungsi penyuluh ada tiga yakni peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan.
“Tiga tugas pokok kita itu bermuara pada peningkatan kesejahteraan petani budi daya,” katanya.
Dikatakan, dalam melaksanakan tugasnya para penyuluh membangi diri ke setiap kelompok dienam kecamatan, untuk memberikan pendampingan bagaimana tata cara budi daya, mengolah hasil perikanan baik hasil budi daya maupun ikan tangkap.
Untuk budi daya, misalnya, mulai dari pembibitan, melihat penyakit-penyakit ikan agar bisa diantisipasi dan tidak merugikan petani, manajemen pemberian pakan hingga panen dan pengolahan.
“Melalui program pendampingan penyuluh, mampu menciptakan petani budi daya yang handal dan mandiri,” katanya. ant