LOMBOKita – Tasaupi (24) mempunyai kesan khusus saat ditanya soal program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Saat ditemui media, Selasa (18/04), warga Baret Tengak, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur itu membagikan pengalamannya ketika memanfaatkan kartu kepesertaan JKN miliknya.

Ayah satu anak itu yang berprofesi sebagai buruh tani menuturkan, Program JKN telah menjamin biaya persalinan istrinya sehingga dirinya tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan.

“Waktu itu sekitar jam 10 malam, istrinya saya sudah mengalami tanda-tanda melahirkan dan sudah masuk pembukaan tiga. Langsung saya bawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Selong, alhamdulillah lahiran lancar dengan operasi caesar di sana ,” jelasnya.

Saat istrinya menjalani tindakan persalinan di salah satu Rumah Sakit di Kabupaten Lombok Timur, rupanya Tasaupi masih memikirkan biaya pelayanan yang harus dikeluarkan meskipun telah terdaftar sebagai Peserta JKN pada segmen Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU). Hal itu lantaran dirinya belum pernah menggunakan kepesertaannya untuk berobat, dan dirinya juga terpengaruh berita yang kurang tepat mengenai Program JKN.

“Informasi yang saya dengar pada awal tahun 2021 ada berita berantai terkait melahirkan tidak dijamin lagi oleh BPJS Kesehatan. Ternyata berita itu tidak  benar, saya mengalami sendiri karena setelah persalinan selesai, istri dan anak saya boleh pulang, tanpa melakukan pembayaran apapun  karena semua sudah dijamin oleh  BPJS, saya sangat bersyukur sekali,” ujarnya membagikan pengalamannya.

Hal inilah yang semakin meyakinkan Tasaupi bahwa Program JKN ini sangat bermanfaat bagi dirinya dan keluarganya. Untuk itu, Tasaupi mengajak agar seluruh masyarakat dapat mendaftar sebagai peserta JKN untuk perlindungan diri apabila sewaktu-waktu memerlukan pelayanan kesehatan.

“Masih sering saya menemukan beberapa teman yang belum mendaftarkan dirinya dalam Program JKN, salah satu alasannya karena masih sehat. Ya mau bagaimana lagi, sakit bukan sesuatu yang bisa diprediksi, dan bisa saja sewaktu-waktu masuk rumah sakit, bila telah terdaftar sebagai peserta JKN dan terjamin, tentu saja tidak perlu khawatir biaya lagi ketika sakit. Apalagi pelayanan kesehatan kepada peserta BPJS Kesehatan juga sudah bagus,” pungkasnya.

Dengan adanya Program JKN, kebahagiaan Tasaupi dan istri semakin lengkap dengan kehadiran buah hati pertama mereka yang telah lahir. Terlebih proses kelahirannya tersebut dibiayai oleh Program JKN.

“Kami sangat terbantu karena kita semua tahu biaya melahirkan itu tidak sedikit apalagi saat itu istri saya harus menjalani operasi caesar. Mulai dari awal kehamilan yakni proses kontrol kami dibantu dengan adanya Program JKN, tanpa tambahan biaya sedikitpun dari kami. Sesaat setelah anak saya lahir juga dibantu langsung didaftarkan menjadi peserta BPJS Kesehatan,” ungkapnya.

Meski ia harus membayar iuran setiap bulan, Tasaupi menyadari  bahwa jaminan kesehatan lebih penting dari apapun. Selain itu, dengan iuran yang ia bayarkan tersebut dapat membantu orang lain yang sedang sakit dengan prinsip gotong royong yang sehat membantu yang sakit dan yang mampu membantu yang kurang mampu.

“Saya membayar iuran Rp 70.000 setiap bulannya, tapi saya dapat manfaat berkali-kali lipat. Apabila saya tidak sedang sakit iuran kita bisa membantu yang lainnya yang sedang sakit. Saling tolong menolong, karena sakit tidak bisa diprediksi kapan datangnya,” tuturnya.

Selanjutnya, ia menambahkan bahwa manfaat Program JKN sering dirasakan beberapa kali, Tasaupi dan keluarganya tidak ragu segera memeriksakan diri ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).

“Jika badan dirasa tidak fit, seperti gejala mau flu atau batuk atau karena kelelahan saya langsung berobat ke Puskesmas . Kemudian setelah diperiksa, kami juga diberi obat yang sesuai dengan keluhan secara gratis. Selain itu, dokter juga menyampaikan apabila nanti masih ada keluhan maka kita juga ditanggung untuk kembali lagi ke Puskesmas,” ujarnya.

Di akhir pertemuannya, Tasaupi berharap kedepannya Program JKN ini dapat terus berlangsung untuk menjadi Jaminan Kesehatan seluruh masyarakat Indonesia. Bukan semata-mata karena ia sudah merasakan manfaat JKN secara langsung, namun juga mengingat biaya kesehatan yang semakin waktu semakin mahal dan tidak bisa diprediksi.