Pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Tahun 2017, di Hotel Bidakara,

LOMBOKita – Lembaga kajian independen Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) menilai RAPBN 2018 yang disampaikan pemerintah pada pekan lalu, menunjukkan pertanda baik pengelolaan ekonomi nasional.

“Kami mengapresiasi RAPBN 2018 yang disusun lebih hati-hati, target-targetnya moderat meski tetap optimistik, dan kredibel. Ini menjadi pertanda baik bagi kendali pengelolaan perekonomian nasional, khususnya kebijakan fiskal yang berkesinambungan dan sehat,” kata Direktur Eksekutif CITA Yustinus Prastowo dalam pernyataan resmi yang diterima Antara di Jakarta, Selasa.

Yustinus menuturkan, semenjak anjloknya harga komoditas, perekonomian Indonesia terus mengalami perlambatan hingga tumbuh di bawah lima persen di tahun 2015.

Di tengah pencarian titik keseimbangan baru dalam perekonomian global maupun dinamika politik di Amerika Serikat, pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali meningkat di tahun 2016 dengan mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar lima persen.

Di 2017, dalam APBNP 2017, pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen. Jika melihat pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama dan kedua tahun 2017 yang mengalami stagnansi di 5,01 persen, menurut Yustinus, sulit bagi pemerintah untuk mengejar target pertumbuhannya.

Dalam RAPBN 2018 sendiri, pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4 persen.

“Tentunya, untuk mencapai target pertumbuhan tersebut, pemerintah harus berkerja lebih keras,” ujarnya.

Pertimbangan tersebut, lanjut Yustinus, atas dasar kinerja pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya dan dampak keekonomian dari pembangunan infrastruktur yang baru dirasakan secara signifikan setelah 2019. ant