
LOMBOKita – Memiliki nenek seorang pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) membuat Lastri, warga Sakra Lombok Timur bersyukur karena otomatis sudah terdaftar sebagai peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Demikian penuturan Lastri kepada Lombokita.com dan tim Jamkesnews saat menceritakan pengobatan paru-paru sang Nenek Inaq Tohriah.
Awalnya, kata Lastri, neneknya tersebut hanya merasakan batuk biasa seperti pada umumnya. Keluarganya pun berpikir mungkin hanya karena pengaruh cuaca, dikarenakan perubahan cuaca yang kadang tidak menentu.
Sampai akhirnya Tohriah mengeluhkan batuk yang tak kunjung sembuh dan seringkali menggangunya untuk melakukan aktivitasnya apalagi di umurnya yang sudah lansia.
Keluarga yang awalnya santai pun mulai curiga dengan batuk yang tak kunjung sembuh dan akhirnya mengambil inisiatif untuk memeriksakan Tohriah ke Puskesmas Sakra.
Selanjutnya, Tohriah dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut dan akhirnya diperoleh hasil bahwa terdapat masalah pada paru-parunya, selain itu Tohriah juga mengidap penyakit diabetes.
Tohriah yang diindikasikan bahwa terdapat masalah pada paru-parunya pun kemudian dianjurkan untuk menjalani rawat inap untuk mendapatkan perawatan sesuai dengan indikasi medis. Selama empat hari ia mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Dan akhirnya keadaanya kian hari kian membaik, dan beruntungnya selama perawatan ia terima, tak sepeserpun biaya dikeluarkan oleh keluarganya karena Tohriah merupakan salah satu peserta program JKN.
“Kami sekeluarga sangat bersyukur dengan adanya program mulia yang diusung oleh pemerintah ini. Biaya berobat makin hari makin mahal, tapi bagi pemegang kartu JKN tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Nenek saya sudah merasakan manfaatnya,” ujar Lastri, sang cucu.
Meskipun sudah semakin membaik, ia tetap dianjurkan untuk melakukan kontrol rutin selama enam bulan. Ketika ditemui tak ada lagi dahi yang mengerut menahan batuk yang tak kunjung sembuh, yang ada hanyalah senyum tulus dari seorang Wanita lansia tersebut, Tohriah beserta cucunya sambil tersenyum mereka mengucapkan terima kasih untuk kehadiran program JKN ini dan berharap ke depannya program JKN akan selalu ada untuk menjamin pelayanan kesehatan masyarakat dan tetap berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik lagi.
Saat itu Lastri yang menemani Neneknya ke Kantor BPJS Kesehatan untuk mengubah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) memahami alur layanan Program JKN.
Diakuinya tidak ada iur biaya dan pelayanan yang diterima tidak dibedakan dengan pasien lainnya baik itu pelayanan di Puskesmas maupun di rumah sakit. Ia bersyukur sang Nenek telah memiliki jaminan kesehatan Program JKN.
“Saya sendiri yang menemani Nenek berobat, karena Nenek sudah lansia jadi rutin kontrol berobat ke Puskesmas. Ada kalanya kalau kondisi kesehatan sedang menurun dan dokter menyarankan rawat inap keluarga tidak khawatir dengan biaya yang akan ditimbulkan. Alhamdulillah jadi gak ada biaya yang ditanggung pribadi karena Nenek pensiunan dan iurannya sudah otomatis dipotong dari hak pensiun setiap bulan,” tambah Lastri.
Mengakhiri wawancara, Lastri berterimakasih dan berharap keberlangsungan Program JKN terus membantu banyak masyarakat. Bukan hanya menolong Neneknya, ia meyakini Program JKN telah membantu banyak masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
Ia juga berharap dengan peningkatan mutu layanan diikuti pula dengan kesadaran masyarakat untuk membayar iuran secara rutin.
“Terima kasih pemerintah telah hadir dengan Program JKN yang saya yakin selain Nenek saya, program ini sudah membantu banyak masyarakat yang membutuhkan. Saya berharap keberlangsungan Program JKN agar lebih banyak masyarakat yang merasakan manfaatnya. Konsep gotong-royong pada program ini juga harus dipahami agar masyarakat sadar untuk membayar iuran secara rutin,” tutup Lastri.