
LOMBOKita – Perseroan Terbatas Bank Negara Indonesia dan PT Pos membantu pelaku usaha mikro, kecil dan menengah di Nusa Tenggara Barat dalam memasarkan produk melalui sistem “eletronic commerce”.
“Kami sudah menjalin kerjasama dengan dua BUMN tersebut dan sekarang dalam proses pelaksanaan,” kata Kepala Balai Pelatihan, Pengembangan Produk Eskpor Daerah (BP3ED) Dinas Perdagangan Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Taufik Rahman di Mataram, Selasa.
“Electronic commerce” (e-commerce) adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik, seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya.
Taufik mengatakan BNI menjadi mitra Dinas Perdagangan NTB dalam hal menyediakan aplikasi “Ishop” yang merupakan sarana penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui internet atau secara “online”.
Manfaat yang diperoleh oleh BNI dengan adanya transaksi melalui “Ishop” adalah dana transaksi wajib ditransfer melalui bank milik Pemerintah Indonesia tersebut.
Namun, lanjut Taufik, para pelaku UMKM yang sudah memanfaatkan “Ishop” tidak wajib menjadi nasabah BNI, namun tetap disarankan demi memudahkan transaksi perdagangan produknya.
“BNI juga siap menyalurkan kredit usaha rakyat kepada UMKM yang memanfaatkan ‘Ishop’. Nanti kan dilihat sama bank seperti apa perkembangan transaksi masing-masing pelaku usaha, itu bisa menjadi bahan pertimbangan,” ujarnya.
Sementara PT Pos, kata dia, menjadi mitra Dinas Perdagangan NTB dalam hal pengiriman produk pelaku UMKM kepada para pembeli, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
PT Pos sudah menyiapkan tempat dan pengemasan khusus bagi produk UMKM yang akan dikirim ke pemesan.
BUMN itu juga memberikan tarif pengiriman barang relatif lebih murah dibandingkan perusahaan jasa pengiriman barang lainnya. Hal itu sebagai salah satu bentuk kepedulian BUMN dalam memajukan industri kecil menengah di daerah.
“Pos juga punya dana tanggung jawab sosial perusahaan. Bisa dimanfaatkan oleh pelaku usaha yang sudah menjadi mitra binaan bersama,” ucapnya.
Taufik menyebutkan pelaku UMKM yang sudah memanfaatkan “Ishop” sebagai sarana promosi dan transaksi produk secara “online” berjumlah 20 orang. Produk yang dipromosikan berupa kerajinan dan pangan olahan.
Setiap pelaku usaha hanya dikenakan biaya administrasi sebesar Rp3.000 dalam satu kali transaksi penjualan produknya.
Para pelaku usaha yang sudah memanfaatkan “Ishop” masuk dalam kategori yang sudah bisa ekspor dan siap ekspor.
Dinas Perdagangan NTB terus berupaya memperbanyak jumlah pelaku usaha yang mempromosikan produknya lewat “Ishop” agar tidak lagi terbebani dengan biaya mahal untuk promosi ke berbagai daerah hingga ke luar negeri.
“Selama ini, promosi dilakukan dengan membawa barang dan orang ke suatu daerah atau negara, biayanya relatif mahal. Tapi lewat ‘online’, tidak perlu repot-repot, cukup pajang foto produk yang bisa dilihat calon pembeli,” kata Taufik. ant