M. Samsul Qomar / foto: ist

LOMBOKita – Pernyataan Ketua DPD PDIP NTB H. Rachmat Hidayat terkait isu jual beli Pokir ditanggapi M. Samsul Qomar, politisi muda di Kabupaten Lombok Tengah.

Samsul Qomar menilai statemen Rachmat Hidayat itu sebagai gambaran indikasi adanya jual beli Pokir Dewan dan amburadulnya pembahasan anggaran di DPRD NTB.

“Soal ini kami melihatnya sebagai hal yang serius. Sekelas Om Rachmat tidak mungkin berstatemen kalau tidak punya bukti valid,” pungkas Samsul Qomar di Praya.

Sebagai politisi yang masih muda, kata Samsul Qomar, sangat menyayangkan jika apa yang disampaikan Rachmat Hidayat itu benar terjadi. Bahkan, kata Ketua KONI Lombok Tengah ini, hal tersebut akan menjadi tragedi bagi konstitusional dan pemilih para wakil rakyat yang saat ini menjabat.

“Saya baru kali ini mendengar ada bukti yang didapat soal indikasi jual beli Pokir di Dewan Provinsi. Tentu ini sangat bagus jika Om Rachmat segera membawa persoalan itu ke APH,” tegas Samsul Qomar.

Sebagai junior, lanjut Qomar, dirinya mendukung langkah Rachmat untuk membuktikan omongannya dan bila perlu dilaporkan ke aparat penegak hukum.

“Silahkan Pak Muhzir dimaafkan, tapi bukti soal Jual beli pokir ini jangan sampai dihilangkan. Ini luar biasa dan baru kali ini terjadi di indonesia,” katanya lagi.

Malahan, menurut mantan anggota DPRD Lombok Tengah ini, jika tuduhan ini tidak berlanjut, maka masyarakat akan kecewa pada Rachmat Hidayat yang sudah sesumbar di media dan sudah dikonsumsi publik.

Sementara soal Kunker ke luar negeri, Samsul Qomar mengatakan, meskipun halal dan sudah ada anggaran di situasi saat ini baiknya ditunda dulu. Sebab, katanya, anak-anak muda saja yang masih usia milenials sudah banyak yang kritik rencana kunker dewan ke luar negeri itu.

“Jangan sampai dengan alasan dana Rp 3M sudah siap, lalu mengenyampingkan kritik dan masukan masyarakat . Ajarkan pada kami yang muda ini untuk bisa mendengar masukan dari luar. Statemen H Munzir itu kan kritik dari luar yang harus didengar juga,” tandas Samsul Qomar.

“Warganet, netizen dan anak-anak muda bicara, ya itu artinya mereka peduli,” imbuh Qomar.