
LOMBOKita – Bupati Lombok Tengah HM Suhaili Fadil Tohir mengharapkan hasil kerajinan tenun (Nyesek, bahasa Sasak) dapat meningkatkan perekonomian dan taraf hidup masyarakat.
Demikian dikatakan Bupati melalui sambutan yang dibacakan Sekretaris Daerah HM Nursiah saat gelaran Festival Begawe Jelo Nyesek Sukarara yang dilaksanakan di Dusun Dasan Baru Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah, Rabu (26/7/2017).
Festival Sukerare Begawe Jelo Nyesek yang diikuti sekitar 1500 pengrajin tenun di Desa Sukarara kali ini merupakan tahun kedua setelah sukses dilaksanakan pada tahun 2016 yang lalu atas inisiasi masyarakat desa setempat.
Berita terkait:
Dirjend IKM Buka Festival Begawe Nyesek Sukarara
Festival Begawe Nyesek Sukarara akan Diikuti 1500 Peserta
“Nyensek Sukerare” akan Masuk Kalender Pariwisata Lombok Tengah
Festival Sukerare Begawe Jelo Nyesek ini, kata Bupati, menunjukkan kekayaan warisan tradisi nyesek atau menenun warga Desa Sukerare yang telah dilestarikan secara turun menurun.
Hasil karya industri tenun Sukerare telah dinikmati oleh masyarakat secara menyeluruh, tidak hanya masyarakat Indonesia namun juga banyak diminati oleh wisatawan mancanegara.
“Tentu saja prestasi yang baik ini harus kita dukung agar masyarakat Sukerare atau pengrajin tenun secara keseluruhan dapat ditingkatkan kesejahteraannya,” papar Bupati.
Melalui festival ini juga, menurut Bupati, gaung dari kain songket yang dihasilkan oleh para penenun Desa Sukerare, akan semakin menggema di seluruh pelosok tanah air dan di penjuru dunia.
Pemerintah daerah akan terus memberikan pembinaan kepada masyarakat penenun dalam meningkatkan kualitas produksi kain tenun yang dihasilkan. Sebab, jika promosi berjalan dengan baik, kualitas hasil produksi juga baik, kemudian ditambah dengan sikap keramah-tamahan kepada tamu wisatawan yang berkunjung, baik itu wisatawan lokal maupun mancanegara dapat terjaga dengan baik, maka dengan sendirinya jumlah wisatawan yang akan berkunjung ke Desa Sukerare akan semakin bertambah dan hal ini akan dapat meningkatkan kesejahteraan para penenun.
“Saya ingatkan kepada pihak Disbudpar Lombok Tengah, agar memberikan pembinaan kepada masyarakat yang berada di kawasan wisata, agar tidak sekali-kali mengambil kesempatan dalam momentum tertentu, karena hal tersebut dapat merusak citra kita yang akhirnya akan membuat wisatawan menjadi enggan untuk berkunjung ke daerah kita,” pungkas Bupati.
Sementara itu, Ketua Panitia Festival Begawe Jelo Nyesek Sukarara 2017, Timan menyebutkan, jumlah pengrajin tenun di Desa Sukarara hingga saat ini lebih dari 3.200 orang, yang saat ini membutuhkan pembinaan dari pemerintah daerah.