Implementasi sederhana dari mustholah (istilah) Fiqih Awlawiyat dalam keseharian TGB selaku Gubernur NTB, beliau nampak santai menerima kritikan dari siapapun, termasuk lawan politiknya. Tidak semua isu perlu ditanggapinya. Anjuran Hifzhu Lisan-nya benar-benar dilakonoinya. Bahkan demontrasi yang kadang ditujukan pada dirinya pun tidak pernah dihadapi dengan sinis, apalagi tensi tinggi. Sehingga hampir tidak pernah ia diberitakan “naik pitam” selama kepemimpinannya di NTB.

Dalam suatu kesempatan ia menyatakan, “Jika kita memaksa membuka telinga dan maladeni semua komentar orang, maka hampir-hampir tidak ada kebaikan atau program baik yang bisa kita lakukan.” Ia mengutamakan kerja dari pada banyak bicara.

Pemahaman akan fiqih prioritas itu lalu diadopsi dalam kebijakan publiknya. Dalam menjalani amanah selaku pemimpin NTB, TGB bersama segenap team worknya membuat program yang terencana dan tersusun rapi. Periode pertama, TGB dan Badrul Munir bersama mengikhtiarkan pembangunan NTB yang Beriman dan Berdaya Saing. Pada Priode kedua, TGB dan M. Amin melakukan akselerasi dengan menambahkan tagline Visinya menjadi NTB yang Beriman, Berbudaya, dan Berdayasaing.

Jika dilihat dari tipologi pemikirannya, para pengamat politik NTB menilai bahwa TGB termasuk menganut politik “moderat-transformatif. Moderat bukan berarti tidak memiliki prinsip, namun mau menerima ide-ide yang konstruktif, terbuka dengan kritik, menyelesaikan konflik dengan jalan damai dan bukan kekerasan, serta menganggap bahwa musyawarah dan diplomasi adalah langkah terbaik. Transformatif artinya berkomitmen menyelenggarakan good governance dalam rangka melayani ummat dengan baik dan merumuskan serta melaksanakan kebijakan yang berpihak kepada masyarakat.

Tulisan ini hanya mengungkap sedikit tentang pandangan TGB dalam mengaplikasikan fiqih prioritas, yaitu sebuah konsep dari doktrin Islam yang luhur. Memang tulisan ini tidak bisa menggambarkan bagaimana interprestasi TGB dalam masalah ini secara utuh, namun diharapkan bisa membuktikan bahwa fiqih itu tidak mendominasi masalah ritual dan sosial semata, akan tetapi sangat relevan diaplikasikan dalam politik struktural dan pemerintahan. Wallohu a’lam bisawab…

Ustaz H. Habib Ziadi
Pengasuh Pondok Pesantren Darul Muhibbin NW Mispalah Praya, Lombok Tengah